Generasi Milenial dikenal sebagai generasi yang dekat dengan perkembangan teknologi, senang bergaul, dan suka berbagi pengalamannya di media sosial. Berbagai survei menunjukkan generasi milenial berusaha terlihat keren dan menarik di media sosial, baik itu dengan berkunjung ke tempat wisata, makan di kafe atau restoran mewah, maupun membeli aksesoris yang populer.
Tanpa disadari, gaya hidup seperti ini justru membuat generasi milenial terjebak dalam situasi keuangan yang sulit akibat pengeluaran sering kali lebih besar dibandingkan dengan pemasukan, apalagi bagi mereka yang baru bekerja dengan gaji pas-pasan.
Agar terhindar dari kesulitan finansial, menyisihkan pendapatan harus menjadi bagian dari gaya hidup generasi milenial. Hal ini sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar hasilnya dapat dipetik nanti ketika masa pensiun tiba.
Lantas bagaimana cara agar generasi milenial bisa mengatur keuangannya tetapi tetap bisa eksis?
Edward Lubis, Presiden Direktur Bahana TCW Investment Management, menyarankan agar kaum milenial, termasuk mereka yang baru masuk kerja (first time jobber) menjadikan investasi sebagai gaya hidup mereka. “Investasi itu perlu menjadi bagian gaya hidup para kaum muda agar mereka tetap bisa bergaya tanpa harus kesulitan finansial,” ungkap Edward.
Cara paling mudah dan murah untuk berinvestasi adalah dengan menabung reksa dana secara berkala. “Dengan reksa dana, kita bisa memiliki beberapa portofolio aset, tanpa harus mengeluarkan uang yang besar. Bahkan kita sudah bisa membeli reksa dana dengan Rp 100.000,” kata Edward.
Adapun, bagi para calon investor yang ingin memulai investasi di reksa dana, tetapi belum menetapkan tujuan investasi dalam jangka panjang, Edward merekomendasikan agar mereka bisa mencoba berinvestasi di reksa dana pasar uang.
Reksa dana pasar uang merupakan produk investasi yang memiliki risiko paling rendah di antara produk reksa dana lainnya serta memberikan imbal hasil lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang didapat dengan menyimpan uang di deposito perbankan.
Salah satu contohnya adalah produk reksa dana pasar uang yang dikelola oleh Bahana TCW Investment Management, yakni Bahana Dana Likuid dan Bahana Likuid Syariah. Berdasarkan Laporan Kinerja Produk atau Fund factsheet per Desember 2017, Bahana Dana Likuid memberikan imbal hasil neto sebesar 6,35% selama 1 tahun, lebih tinggi dari bunga deposito perbankan.
Apabila ingin mendapatkan imbal hasil lebih tinggi, generasi milenial dapat mencoba membeli produk reksa dana saham atau obligasi. Bahana menyediakan beberapa pilihan reksa dana saham yang memberikan return positif selama tahun 2017, seperti Bahana Trailblazer Fund (BTF) yang memberikan imbal hasil 18,4%,Bahana Dana Prima sebesar 17,6%, dan Dana Ekuitas Andalan sebesar 14,8%,.
Di usia produktif sebaiknya memilih produk reksa dana yang risikonya lebih tinggi. Walaupun di saat Indeks Harga Saham gabungan (IHSG) turun, risiko itu masih bisa tertutup dengan pendapatan yang diperoleh setiap bulan. Sebaliknya, ketika IHSG naik, reksa dana saham bisa memberi return yang jauh lebih tinggi ketimbang produk reksa dana pasar uang, obligasi, dan campuran,” Direktur Riset dan Investasi Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo.
Adapun, reksa dana juga memiliki keunggulan lainnya dibandingkan deposito, yaitu pencairan produk yang lebih cepat dan mudah. Keunggulan ini sejalan dengan gaya hidup generasi milenial yang cepat dan dinamis.
Sejalan dengan gaya hidup itu, Bahana juga memberi kemudahan bagi generasi milenial untuk mengakses dan membeli produk-produk reksa dana melalui kerja sama dengan berbagai pihak.
“Bahana telah bekerja sama dengan agen perbankan maupun non perbankan seperti teknologi finansial (tekfin) yakni T-Cash, ‪Bareksa.com, serta agen penjual reksa dana (APERD) online seperti Star Mercato Capitale atau ‪Tanamduit.com. Kami akan terus memperluas kerja sama kami agar semakin banyak milenial yang dapat berinvestasi di reksa dana,” ungkap Edward.
Anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI) tersebut berkomitmen untuk mendorong kesadaran kaum milenial untuk berinvestasi, terutama di reksa dana. "Demografi Indonesia yang semakin gemuk dalam rentang usia 15-34 tahun merupakan pasar yang potensial dan akan terus berkembang. Begitu pun pertumbuhan aset yang akan semakin besar, sehingga Bahana berkomitmen untuk memberi layanan produk terbaik."