Menyebar Investasi
Berinvestasi pada satu jenis instrumen saja menimbulkan risiko. Seperti hanya pada saham atau hanya pada obligasi, tentu ketika harga saham atau obligasi naik, semua aset akan naik. Sebaliknya, ketika harga turun, semua pun akan turun.
Jika kita memiliki beberapa jenis instrumen investasi, ketika satu turun, terbuka kemungkinan instrumen lainnya akan naik.
Seperti saham dan dollar AS. Ketika krisis finansial terjadi, saham anjlok. Di sisi lain, kurs dollar AS menguat.
Ketika melakukan diversifikasi, kita juga melakukan alokasi aset atau membagi-bagi investasi ke dalam berbagai macam aset dengan porsi yang tepat. Menurut para ahli, 90 persen keberhasilan investasi berasal dari alokasi aset yang tepat.
Ada beberapa cara seperti menurut horizon investasi, menurut usia atau pun menurut profil risiko.
Untuk keperluan di bawah satu tahun, kita dapat menempatkan investasi tersebut dalam instrumen aman seperti tabungan dan deposito.
Dalam horizon investasi yang pendek, keamanan menjadi hal yang utama, bukan imbal hasil yang besar.
Sementara itu, jika dana akan dipakai dalam dua hingga lima tahun, pilihlah instrumen yang aman tetapi masih memberikan imbal hasil di atas tabungan. Kita dapat memilih obligasi.
Untuk jangka panjang, saham merupakan pilihan yang tepat.
Jika menggunakan usia sebagai salah satu patokan alokasi aset, semakin usia bertambah sebaiknya kita mengurangi risiko.
Aturan umum yang berlaku, 100 ? usia = alokasi investasi pada saham. Jadi misalnya usia saat ini 30, maka sebaiknya 70 persen dari aset yang kita miliki ditempatkan pada saham. Semakin kita berumur, porsi investasi pada saham semakin kecil.
Alokasi aset juga dapat disusun berdasarkan keadaan pasar keuangan dan perekonomian, apakah sedang naik, turun atau berada pada masa transisi.
Contohnya ketika pasar keuangan sedang naik, kita dapat mengalokasikan sekitar 50 persen pada saham, 5 persen uang tunai, 20 persen obligasi, dan 25 persen investasi alternatif. Ketika turun, porsi saham dikurangi.
Diversifikasi dan alokasi aset juga berdasarkan toleransi risiko kita, artinya seberapa besar kita dapat menanggung risiko atas investasi kita.
Kalau nilai aset turun 10 persen dan kita masih dapat makan dan tidur dengan enak, itu merupakan pertanda toleransi kita menghadapi kerugian sebesar 10 persen.
Jika nilai saham yang kita miliki turun 5 persen dan kita sudah sulit tidur, pertanda toleransi risiko kita rendah.
Toleransi ini dapat berubah seiring dengan pertambahan usia. Biasanya semakin tua, toleransi risiko semakin rendah.
Ada beberapa kriteria seperti konservatif yang berarti tidak mampu menanggung kerugian besar, moderat yang berarti mampu menanggung risiko lebih besar dari mereka yang konservatif serta agresif, berarti mampu menanggung risiko besar.