Selesai kuliah, mendapat gaji lumayan, rasanya dunia sudah ada dalam genggaman kita. Hang out ke tempat yang sedang happening, membeli barang branded yang ketika kuliah hanya berada dalam angan, tentu sangat menyenangkan.
Sebagian besar di antara kita, pekerja muda yang baru lulus kuliah, merasa tidak bermasalah ketika tabungan sangat tipis bahkan bersaldo nol rupiah. Kita kan belum memiliki tanggungan.
Tempat tinggal dan kebutuhan makan bahkan mungkin transportasi pun masih numpang orang tua. Kita merasa belum waktunya untuk memikirkan masa depan.
Senang sih, punya banyak barang. Tapi, kita jadi tidak dapat membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Hanya memikirkan kebutuhan saat ini saja.
Banyak sekali godaan untuk membeli barang dan jasa yang setiap hari. Gawai-gawai canggih dan keren atau ke salon mahal hanya untuk cuci rambut.
Mau atau Ingin?
Dari membedakan antara keinginan dan kebutuhan, pengeluaran akan menjadi terseleksi sehingga tidak ada lagi cerita kehabisan uang sebelum gajian tiba.
Nah, coba perhatikan pengeluaran kita, mana yang sebenarnya merupakan kebutuhan dan mana yang sebenarnya hanya keinginan saja. Makan tiga kali sehari adalah kebutuhan, tetapi makan tiga kali sehari di tiga restoran berbeda, sudah menjadi keinginan, demikian pula dengan membeli lima pasang sepatu sekaligus.
Dari membedakan antara keinginan dan kebutuhan, pengeluaran akan menjadi terseleksi sehingga tidak ada lagi cerita kehabisan uang sebelum gajian tiba. Langkah berikutnya, mulailah memikirkan investasi.
Orang muda seperti kita jika sudah mulai berinvestasi, terlihat lebih keren ketimbang teman-teman lain yang baru bisa belanja.